Apakah yang anda pikirkan ketika mendengar kata perkotaan dan pedesaan ? Pasti anda langsung memikirkan perbedaan atau membandingan antara perkotaan dan pedesaan. Dan anda pun pasti langsung beranggapan bahwa perkotaan itu lebih unggul dari pedesaan. Tapi apakah pernyataan itu benar ?, belum tentu, maka dari itu pada kesempatan kali ini saya akan menjelesankan perbedaan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan.
Pertama saya akan menjelaskan tentang masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan memang pada umumnya identik sebagai masyarakat yang kaya, hebat, terpelajar/berpendidikan, pokoknya memiliki segala yang dia butuhkan. Masyarakat perkotaan juga identik dengan kepribadian yang hanya memikirkan dirinya sendiri (sombong atau egois) atau bahkan pekerjaan yang mereka geluti, demi untuk mencapai dan mendapatkan harta yang tak akan pernah ada batasnya. Bahkan demi untuk mendapatkan itu semua, mereka rela untuk berbohong atau membodohi para masyarakat dibawah mereka. Contoh saat ini yang sangat jelas dirasakan adalah korupsi yang meraja-rela. Para pejabat-pejabat yang sudah memiliki harta yang pasti sudah lebih dari cukup dibandingkan dengan masyarakat yang dibawah mereka, tapi mereka masih saja kurang dengan hasil yang mereka dapatkan itu. Entah apa yang mereka pikirkan bila mereka melakukan tindak korupsi itu ? Apakah mereka sadar akan dosa dan apakah mereka tidak prihatin dengan kondisi masyarakat yang berada dibawah mereka ? Entahlah...
Dengan sikap masyarakat kota yang seperti itu, tidak jarang juga mereka mengabaikan perintah agama mereka. Mengapa baegitu ? Ya sudah pasti, karna mereka lebih mementingkan harta, mereka mementingkan pekerjaan-pekerjaan mereka dan otomatis waktu yang sebenarnya buat ibadah tergantikan dengan waktu buat bekerja atau pun untuk beristirahat karena saking capenya mereka untuk mencari harta. Padahal dimata agama itu harta hanya bersifat sementara (duniawi), tidak seperti ibadah atau pahala yang nilai abadi, yang menjadi bekal kita nanti diakhirat.
Namun tidak semua masyarakat perkotaan seperti itu. Masih ada orang perkotaan ataupun orang kaya yang jujur, baik, dermawan, suka menolong, baik hati dan tentu saja rajin beribadah.
Dan yang kedua saya akan menjelaskan tentang masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan, mungkin dimata masyarakat kota mereka nora, kampungan, ndeso, miskin, dan lain-lain. Tapi apakah anda menyadari bahwa orang pedesaan itu sebenarnya lebih daripada masyarakat kota. Mengapa begitu ? Karena mereka jujur dan bersyukur, ya meskipun tidak memilik harta seperti orang kota yang glamour, tapi mereka tetap bersikap jujur meskipun hatra mereka pas-pasan. Tidak seperi orang kota tadi yang sudah memiliki harta lebih dari cukup tapi mereka melakukan tindakan yang tidak jujur (korupsi), karena mereka masih merasa kurang dan kurang dengan apa yang sudah meraka dapati (kurang bersyukur). Dan hubungan dengan rasa bersyukur mungkin orang pedesaan lebih memiliki itu dari pada orang perkotaan. Terbukti dari tindak korupsi, dan banyaknya penyimpangan yang sebenarnya sudah dijelaskan dalam semua agama. Karena terbukti di pedesaan sangat jarang terjadi yang seperti itu tidak seperti di perkotaan.
Jadi, menurut saya masyarakat perkotaan dan pedesaan itu bisa dibilang bagaikan hitam dan putih. Tapi tidak semua masyarakat melakukan tindakan menyimpang hukum ataupun agama, entah itu di perkotaan maupun di pedesaan. Semua itu kembali kepada individu masing-masing, apakah dia mau manjadi seorang yang mau bersyukur atau tidak. Dan ingatlah bahwa yang paling sempurna hanyalah Tuhan yang menciptakan kita.
Pertama saya akan menjelaskan tentang masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan memang pada umumnya identik sebagai masyarakat yang kaya, hebat, terpelajar/berpendidikan, pokoknya memiliki segala yang dia butuhkan. Masyarakat perkotaan juga identik dengan kepribadian yang hanya memikirkan dirinya sendiri (sombong atau egois) atau bahkan pekerjaan yang mereka geluti, demi untuk mencapai dan mendapatkan harta yang tak akan pernah ada batasnya. Bahkan demi untuk mendapatkan itu semua, mereka rela untuk berbohong atau membodohi para masyarakat dibawah mereka. Contoh saat ini yang sangat jelas dirasakan adalah korupsi yang meraja-rela. Para pejabat-pejabat yang sudah memiliki harta yang pasti sudah lebih dari cukup dibandingkan dengan masyarakat yang dibawah mereka, tapi mereka masih saja kurang dengan hasil yang mereka dapatkan itu. Entah apa yang mereka pikirkan bila mereka melakukan tindak korupsi itu ? Apakah mereka sadar akan dosa dan apakah mereka tidak prihatin dengan kondisi masyarakat yang berada dibawah mereka ? Entahlah...
Dengan sikap masyarakat kota yang seperti itu, tidak jarang juga mereka mengabaikan perintah agama mereka. Mengapa baegitu ? Ya sudah pasti, karna mereka lebih mementingkan harta, mereka mementingkan pekerjaan-pekerjaan mereka dan otomatis waktu yang sebenarnya buat ibadah tergantikan dengan waktu buat bekerja atau pun untuk beristirahat karena saking capenya mereka untuk mencari harta. Padahal dimata agama itu harta hanya bersifat sementara (duniawi), tidak seperti ibadah atau pahala yang nilai abadi, yang menjadi bekal kita nanti diakhirat.
Namun tidak semua masyarakat perkotaan seperti itu. Masih ada orang perkotaan ataupun orang kaya yang jujur, baik, dermawan, suka menolong, baik hati dan tentu saja rajin beribadah.
Dan yang kedua saya akan menjelaskan tentang masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan, mungkin dimata masyarakat kota mereka nora, kampungan, ndeso, miskin, dan lain-lain. Tapi apakah anda menyadari bahwa orang pedesaan itu sebenarnya lebih daripada masyarakat kota. Mengapa begitu ? Karena mereka jujur dan bersyukur, ya meskipun tidak memilik harta seperti orang kota yang glamour, tapi mereka tetap bersikap jujur meskipun hatra mereka pas-pasan. Tidak seperi orang kota tadi yang sudah memiliki harta lebih dari cukup tapi mereka melakukan tindakan yang tidak jujur (korupsi), karena mereka masih merasa kurang dan kurang dengan apa yang sudah meraka dapati (kurang bersyukur). Dan hubungan dengan rasa bersyukur mungkin orang pedesaan lebih memiliki itu dari pada orang perkotaan. Terbukti dari tindak korupsi, dan banyaknya penyimpangan yang sebenarnya sudah dijelaskan dalam semua agama. Karena terbukti di pedesaan sangat jarang terjadi yang seperti itu tidak seperti di perkotaan.
Jadi, menurut saya masyarakat perkotaan dan pedesaan itu bisa dibilang bagaikan hitam dan putih. Tapi tidak semua masyarakat melakukan tindakan menyimpang hukum ataupun agama, entah itu di perkotaan maupun di pedesaan. Semua itu kembali kepada individu masing-masing, apakah dia mau manjadi seorang yang mau bersyukur atau tidak. Dan ingatlah bahwa yang paling sempurna hanyalah Tuhan yang menciptakan kita.
0 komentar:
Posting Komentar