Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba memposting tentang
Manusia dan Kebudayaan. Sesuai dengan tema tersebut manusia dan kebudayaan
masing-masing memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Contohnya adalah manusia
pasti memiliki kebudayaan sebagai ciri khas suatu kumpulan manusia atau bangsa.
Sebaliknya kebudayaan juga ada karena manusia, karena tanpa ada manusia
kebudayaan pasti tidak akan ada.
Manusia
Berdasarkan pengertiannya manusia
merupakan makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat yang diberikan akal
berupa pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya
dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
manusia lainnya, dengan kata lain manusia merupakan makhluk yang saling membutuhkan
satu sama lainnya.
Sedangkan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Namun dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia. Jadi secara garis besar kebudayaan dapat
diartikan sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, dan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Unsur-unsur yang
membangun manusia, antara lain :
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan
untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia, yaitu :
Ø Manusia terdiri dari empat
unsur terkait, yaitu
·
Jasad
·
Ruh
·
Hayat
·
Nafas
Ø Manusia sebagai satu
kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
·
Id
Merupakan libido murni atau
energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan
sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran
(unconcious). Terkurung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh
prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingsual libidinal yang harus dipenuhi
baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui
mimpi atau khayalan.
·
Ego
Merupakan bagian atau struktur
kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai
kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke
dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
·
Superego
Merupakan kesatuan
standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai
otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari
pandangan-pandangan orang tua.
Sebenarnya
ada banyak sekali unsur-unsur yang membangun manusia, diatas hanya beberapa
saja yang disebutkan. Namun bila disederhanakan terbagi menjadi 2 klasifikasi.
yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Unsur jasmani adalah semua hal yang berhubungan
dengan kebutuhan fisik manusia, seperti makan, minum, dan lain-lain. yang jika
tidak di penuhi maka akan berakibat buruk bagi manusia itu. Sedangkan unsur
rohani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan rohani, atau hati
manusia. seperti agama atau keyakinan, ketenangan hati, rasa aman, rasa bahagia
dan lain-lain. Manusia tidak bisa hidup tanpa kedua unsur itu. dan manusia juga
tidak bisa pula hidup dengan mengutamakan salah satu unsur dan mengabaikan yang
lainnya. manusia butuh kedua unsur itu secara seimbang.
Hakikat
Manusia
· Mahluk
ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang
utuh.
· Mahluk
ciptaan Tuhan yang paling sempuma, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempumaarmya
terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya
dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam
jiwa manusia. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua
macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi
adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya
rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan
rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
- Perasaan
intelektual. yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
- Perasaan
estetis.yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan.
- Perasaan
etis. yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
- Perasaan
diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari
yang lain.
- Perasaan
sosial. yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat,
ikut merasakan kehidupan orang lain.
- Perasaan
religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
· Mahkluk
biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
· Mahkluk ciptaan Tuhan yang terikat
dengan lingkungan (ekologi), mempunyai 'kualitas dan martabat karena
kemampuan bekerja dan berkarya
Kepribadian
Bangsa Timur
Budaya
yang terdapat di dunia beraneka ragam.Bermacam-macam budaya dikarenakan
perbedaan peradaban daerah itu masing-masing,selain itu juga karena letak
geografis daerah tersebut.Manusia mendiami wilayah yang berbeda,ada yang di
wilayah Barat,Timur Tengah,dan Timur.Berada di lingkungan yang berbeda membuat
kebiasaan,adat istiadat ,budaya juga berbeda.perbedaan budaya tersebut
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.Misalnya pada bangsa
timur,bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang ramah,bangsa yang mempunyai
kepribadian baik,dan bangsa yang bersahabat.Banyak orang dari wilayah lain yang
tertarik pada kebudayaan bangsa timur.
Saat
pertama kali kita mendengar bangsa timur, maka yang pertama kali terlintas di
pikiran kita adalah orang yang memiliki kulit sawo matang, atau berkulit putih,
bermata sipit dan juga ciri-ciri fisik lain yang merupakan ciri khas dari
bangsa timur atau orang-orang asia pada umumnya.
Bangsa
timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam,
berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian
besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang
timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang
berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru
kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau
bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang
timur itu sendiri.
Kepribadian
bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang
menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur
pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat ramah, bersahabat,
tidak individualis, dan saling tolong menolong satu sama lain. Bangsa timur pun
umumnya memiliki sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian bangsa timur, kita
tinggal di Indonesia termasuk ke dalam bangsa timur, dikenal sebagai bangsa
yang berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang
ramah dan bersahabat. Meskipun begitu, baru sedikit negara bangsa timur yang
sudah maju perekonomiannya. Seperi Singapura, Korea dan Jepang. Selain itu,
negara lain masih tertinggal.
Namun
sekarang ini banyak kebudayaan asing yang masuk secara jelas kedalam kebudayaan
“kita” bangsa timur, terutama hiburan. Seperti music, tarian dan film yang
mungkin tidak terlalu ssuai dengan adat dan istiadat bangsa timur. Ini yang
menjadi pro kontra dalam kehidupan globalisasi ini. Jika terlalu berlebihan
maka akan berdampak buruk bagi kebudayaan ini selanjutnya, untuk itu kita
sekali lagi dituntut untuk slalu pintar memilih dan menyaringnya.
Kebudayaan
Kebudayaan berasal
dari kata “buddhayah” yang berarti semua hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Kebudayaan juga berasal dari kata “culture”, yang berasal dari
kata Latin“Colere”, yang berarti mengolah atau mengerjakan. Dan secara
garis besar kebudayaan dapat diartikan sesuatu yang akan memengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, dan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan
juga sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislow Malinowski berpendapat bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai,
norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan
artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Upacara kedewasaan dari suku
WaYao di Malawi, Afrika. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-unsur
kebudayaan
Menurut
C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture
mengemukakan,
bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universaLyaitu :
·
Sistem Religi (sistem kepercayaan).
·
Sistem organisasi kemasyarakatan.
·
Sistem pengetahuan.
·
Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem
ekonomi.
·
Sistem teknologi dan peralatan
·
Bahasa
·
Kesenian
Namun
masalah lain yang juga penting tentang kebudayaan adalah wujudnya.
Pendapat umum mengatakan, bahwa kebudayaan dapat dibedakan dalam dua
bentuk wujudnya. Pertama, kebudayaan bendaniah (material) dengan cirri dapat dilihat,
disentuh dan diraba. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual) dengan
ciri dapat dirasa saja.
Wujud
Kebudayaan
Menurut
dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
·
Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Maksudnya
adalah wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat
pada kepala-kepala manusia yang menganutnya atau dengan perkataan
lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan
hidup.
·
Kompleks aktivitas
Berupa
aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat
diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial
ini terdiri daiiaktivitas - aktivitas manusia - manusia yang berinteraksi,
berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain.
·
Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia yang
saling berinteraksi tidak lepas dari' berbagai penggunaan peralatan sebagai
hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
Orientasi
Nilai Budaya
Kebudayaan sebagai
karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya
Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan
di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusi,
yaitu :
·
Hakekat hidup manusia ( MH )
Hakekat
hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstem; ada yang
berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan
tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup"
·
Hakekat karya manusia ( MK )
Setiap kebudayaan hakekatnya
berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk
hidup. karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup
untuk menambah karya lagi.
·
Hakekat waktu manusia ( WM )
Hakekat
waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan
mementingan orientasi masa larnpau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini
atau masa yang akan datang.
·
Hakekat alarn manusia ( MA )
Ada kebudayaan yang
menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam
semaksimal mungkin. ada pula kebudayaan yang beranggapan manusia harus
harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
·
Hakekat hubungan manusia ( MN
)
Dalam
hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia,
baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada
tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis ( menilai tinggi
kekuatan sendiri )
Perubahan
Kebudayaan
Di
antara berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya sesuatu unsur
kebudayaan baru atau asing dalam suatu masyarakat yang biasanya cukup berperan
adalah:
· Terbiasanya masyarakat tersebut
mempunyai hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar
masyarakat tersebut, yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat
yang terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam
kebudayaannya, cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka
terhadap unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing
lebih-lebih lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide
bahwa kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang
datang dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari
kebudayaan yang datang dari luar.
· Kalau pandangan hidup dan nilai-nilai
yang dominan dalam kebudayaan tersebut ditentukan oleh nilai-nilai yang
bersumber pada ajaran agama; dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan
pranata yang ada dalam masyarakat tersebut; maka penerimaan unsur-unsur
kebudayaan yang baru atau asing selalu mengalami kelambatan karena harus di
sensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama yang
berlaku. Dengan demikian, suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika
unsur kebudayaan yang baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama yang
berlaku, dan karenanya tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
· Corak struktur sosial suatu masyarakat
turut menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu struktur sosial
yang didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat menerima suatu
unsur kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi secara langsung
atau tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang
menguntungkan mereka.
· Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih
mudah diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur
kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru
tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat pengangkut
dapat menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan
di Jawa; dan memang dalam kenyataan demikian.
· Sebuah unsur baru yang mempunyai skala
kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya oleh
warga masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur
kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan
kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor dengan mudah oleh
warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan rendah
merupakan benda yang biasa dipunyai.
Dari
unsur-unsur diatas sudah pasti akan menyebabkan terjadinya gerak atau perubahan
kebudayaan. Salah satu contohnya adalah mengakibatkan beberapa budaya
tersingkirkan. Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional,
yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka,
dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social
merupakan salh satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana
transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap
bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan
menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya
saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna
globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa
menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air.
Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang
kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu,
kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang
berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita.
Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa
teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya
khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau
akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian
tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu
dijaga kelestariannya.
Di
saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat
ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang
lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian
tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan
hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi
yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional
Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam
masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis
Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan
perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang
hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan
globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian
yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai
tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua
kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih
menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus
tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi
komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga
alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya
masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional
yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian
tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata
Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat
disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional
Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu
agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah
kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur
sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan
contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional,
melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagai tempat
di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian tradisional mati
begitu saja dengan merebaknya globalisasi.
Di
sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah
mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan
mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan
kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang
dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan
kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak
yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi
bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional yang
telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak masih
ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi
mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki
Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset
rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun
televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit
setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap
salah satu khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap
mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan
mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik
gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula
Kertarajasa, Museum Nasional.
Kaitan
Manusian dan Kebudayaan
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan. dan kebudayaan merupakan obyek yang
dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalam
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai
dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya menrpakan
satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan. dan setelah kebudayaan itu
tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai
dengannya. Tampak bzthwa keduzmya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana
yang dapat kita lihat trdalali hubungan antara manusia dengan
peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia,
setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh
kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu
merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup
dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia
yang membuatnya.
Dari
sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat
dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat
dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses
dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
· Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
· Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
· Obyektivasi, yaitu proses dimana
masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan
dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya
akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia
· lntemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat
disergap kembali oleh manusia.
Maksudnya bahwa manusia mempelajari
kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik. sehingga manusia menjadi
kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat. Apabila manusia melupakan
bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau
tealinasi (Berger. dalam terjemahan M.Sastrapratedja. 1991; hal : xv)
Manusia dan kebudayaan,
atau manusia dan masyarakat. oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan
yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan
mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa
terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu
agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
referensi :
referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://isbdti.blog.uns.ac.id/2009/11/09/makalah-perubahan-kebudayaan-karena-pengaruh-dari-luar
http://mynameisdanachrist.blogspot.com/2012/03/kebudayaan-dan-kepribadian-bangsa-timur.html
0 komentar:
Posting Komentar