Dari pembahasan posting sebelumnya yaitu The Language of the New Media sudah membicarakan tentang komponen-komponen yang terdapat dalam New Media. Sekarang dalam postingan kali ini saya mencoba menjelaskan tentang contoh dari New Media saat ini, yaitu internet.
Awalnya banyak yang meragukan kemampuan internet menyingkirkan media cetak, apalagi radio dan televisi karena sifat internet yang tidak praktis dan mahal. Kenyataannya, asumsi bahwa internet tidak praktis hanya bertahan beberapa tahun. Internet dahulu dinilai tidak praktis karena dalam mengoperasikan dibutuhkan komputer, ruang khusus untuk komputer, serta jaringan telekomunikasi yang handal. Kini perkembangan perangkat keras teknologi komputer sudah menciptakan komputer jinjing-portable (laptop) yang bisa dibawa ke mana-mana sebagaimana orang menenteng koran.
Perkembangan
teknologi jaringan komputer yang fantastis pada akhir dekade 1980-an
mendorong lahirnya teknologi internet. Secara sederhana, internet dapat
dipahami sebagai sebuah cara atau metode untuk mentransmisikan bit-bit
data atau informasi dari satu komputer ke komputer yang lain, dari satu
lokasi ke lokasi yang lain di seluruh dunia.
Konsepnya
adalah menjadikan personal komputer (PC) yang terdapat di seluruh dunia
baik di rumah-rumah maupun di kantor sebagi terminal komunikasi serba
guna yang dapat digunakan untuk menerima ataupun mengirim sinyal seperti
suara, gambar, dan data (Ishadi, 1999).
Kelebihan
teknologi internet adalah kemampuannya menjangkau seluruh penjuru dunia
dalam waktu yang serentak. Internet juga memberikan ruang yang nyaris
tak terbatas bagi setiap orang untuk menyimpan, mengirimkan, atau
membuka akses informasi tersebut kepada siapa saja, kapan saja, dan di
mana saja.
Apalagi,
dengan dikenalkannya teknologi World Wide Web (WWW) pada awal tahun
1990-an oleh Tim Berners-Lee, internet dapat menampilkan
“halaman-halaman” yang tidak hanya berisi teks, tetapi juga gambar,
grafik, animasi, dan suara yang menarik serta penuh warna sehingga mampu
menampilkan layanan multimedia yang bersifat audio-visual (data, citra,
dan suara). Sifatnya yang dinamis dan interaktif membuatnya lebih
menarik dibanding sumber media informasi lain.
Teknologi
Wi-Fi juga memungkinkan akses internet secara mudah di berbagai tempat
yang menyediakan titik-titik hotspot untuk menikmati fasilitas tersebut.
Munculnya teknologi broadband bahkan memudahkan orang mengakses
internet di mana saja dengan teknologi mobile
Internet
sebagai salah satu kata kunci yang memainkan peran penting dalam
pembentukan media baru juga ditegaskan oleh pernyataan Don Tapscott,
direktur Alliance of Converging Technologies, sebagai berikut :
The
traditional media of the fourth estate (originally called ‘the press’)
are converging with computing and telecommunications to create nothing
less than a new medium of human communications –with the Net at its
heart (Tapscott, dalam Dalam Riley, Patricia, et.al, http://www.ascusc.org/jcmc/vol4/issue1/Keough.html,1998).
Media
baru tersebut muncul dengan sifatnya yang semakin canggih.
Karakteristik volume informasi dan pesan yang disampaikan semakin besar
dan menjangkau seluruh dunia. Media baru yang dimaksudkan di sini tidak
terbatas hanya pada media interaktif saja, tapi juga seluruh media
konvensional yang ada. Berkat kecanggihan teknologi, media baru ini
mampu menyebarkan seluruh kejadian ke seluruh penjuru dunia pada saat
yang sama. McQuail (2004) merumuskan ciri-ciri media baru tersebut,
antara lain
1. Desentralisasi:
pengadaan dan pemilihan berita/informasi tidak lagi sepenuhnya berada di tangan pemasok komunikasi.
2. Berkemampuan tinggi:
pengantaran melalui media kabel dan satelit mengatasi hambatan komunikasi yang disebabkan oleh pemancar siaran lainnya.
3. Bersifat interaktif:
setiap
pelaku komunikasi yang terlibat didalamnya dapat melakukan proses
komunikasi timbal balik, dimana mereka dapat memilih, menjawab kembali,
menukar informasi dan dihubungkan dengan yang lainnya secara langsung.
4. Fleksibel
fleksibel dalam hal ini meliputi bentuk, isi, dan penggunaannya.
Dengan
jaringan internet sebagai saluran komunikasinya dan informasi
interaktif yang menjangkau seluruh dunia, peranan media baru tersebut
menjadi sangat dominan. Semua media lama akan menjadi tradisional jika
tidak melibatkan diri dalam jaringan cyberspace. Semua itu merupakan
prasyarat agar media mampu menjadi bagian dari sistem jaringan global.
Internet
juga mendapatkan beberapa kritikan. Penulis esai Sven Birkets
berpendapat bahwa adanya perubahan dari budaya cetak ke budaya
elektronik akan menyebabkan pemiskinan bahasa. Dia menyatakan bahwa
komunikasi elektronik mengarah kepada penggunaan “bahasa sederhana”
seperti dalam telegram (Birkets, 1994). Dia meramalkan bahwa kita akan
melihat sebuah penurunan penggunaan bentuk bahasa halus seperti
ambiguitas, pertentangan, ironi, dan humor.
Kelemahan lain dari Internet dan World Wide Web adalah kekuatannya untuk menjauhkan orang-orang dari dunia nyata terra firma-bumi,
tumbuhan, bunga, dan sinar matahari. Clifford Stoll seorang pengarang
beberapa buku di Internet meyatakan bahwa masalahnya adalah bahwa “waktu
tiga atau empat jam habis di depan komputer tetapi tidak dengan
keluarga, suami/istri atau masyarakat” (Haring, 1995).
Pemerintah
Indonesia bahkan mulai mendorong kepada warganya untuk meggunakan media
Internet seperti yang dilakukan oleh Depkominfo yang mensponsori
penayangan berbagai iklan di media televisi. Dimana iklan tersebut
menggambarkan bahwa anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar
pun dapat memanfaatkan media internet sebagai akses pencarian data jika
diberikan tugas membuat kliping.
Tapi
apakah penggunaan Internet memang dapat memberikan manfaat positif atau
malah dapat berdampak negatif pada para penggunanya masih dapat belum
dipastikan, Seperti dijabarkan diatas ada banyak manfaat positif yang
didapat dari penggunaan media Internet, tapi ada juga beberapa dampak
negatif yang dapat dialami oleh para pengguna Internet.
0 komentar:
Posting Komentar